Pelajari Tentang Bom Kaliber Kecil Yang Diluncurkan Dari Darat, Senjata Yang Dipasok Oleh Amerika Serikat Ke Ukraina.

– The Guardian melaporkan pada Selasa (28 Maret 2023) bahwa pasukan Rusia menembakkan bom kaliber kecil (GLSDB) yang diberikan Amerika Serikat ke Ukraina.

Ground Launched Small Diameter Bomb (GLSDB) adalah senjata buatan Boeing dan Saab Group yang merupakan modifikasi dari Bom Diameter Kecil (SDB) Boeing GBU-39 dengan penambahan motor roket.

Wikipedia mencatat bahwa pengujian awal senjata ini dimulai pada tahun 2015.

Untuk liputan selengkapnya, simak uraian singkat rudal GLSDB yang dikutip dari berbagai sumber.

Harga per buah adalah 40.000 won

Mengutip Defensenews, senjata GLSDB dibanderol dengan harga $40.000 USD atau Rp6.022.740.000 per item.

Senjata ini secara efektif menggandakan jangkauan amunisi yang dipandu dengan presisi.

Sistem artileri rudal HIMARS dan M270 dapat menembak jatuh rudal GLSDB dengan akurasi 16 digit GPS di zona serangan 150 km.

Defensescoop menulis bahwa sistem senjata GLSDB yang dikembangkan oleh Saab dan Boeing adalah bagian dari paket bantuan keamanan baru senilai $2,2 miliar untuk Ukraina.

Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU) menggunakan rudal GPS jarak pendek yang disebut M31.

Keduanya ditembakkan dari peluncur yang dipasang di truk HIMARS dan peluncur kendaraan lacak M270.

Mengapa GLSDB berbeda dari peluru kendali presisi lain yang dikirim AS ke Ukraina?

The Kyiv Post mengatakan rudal GLSDB adalah ide senjata Pentagon pasca-Perang Dingin yang cerdas yang telah terbayar.

Selama tahun 2000-an, Angkatan Darat A.S. menimbun sejumlah besar roket tak berpemandu 227mm yang dirancang untuk ditembakkan secara massal dari sistem artileri roket M270 dan HIMARS dan diperlukan untuk mencapai target yang lebih kecil dengan kerusakan jaminan minimal dalam perang di Afghanistan dan Irak.

Solusinya adalah menemukan cara untuk menggabungkan mesin roket 227mm yang lebih tua dengan bom glider berpemandu presisi GBU-39 yang telah diproduksi Boeing selama beberapa waktu dan meluncurkannya dari M270 atau HIMARS.

Pada 2015, Boeing yang berbasis di Seattle bekerja sama dengan Grup Saab Swedia untuk menguji granat berpeluncur roket.

Menurut laporan berita pada saat itu, Swedia memiliki sistem tenaga kerja yang stabil pada tahun 2019.

Rudal naik, bom glider hancur dan terbang menuju sasaran.

Sekarang Saab menggembar-gemborkan bahwa itu adalah sistem kerja dalam produksi dan dapat berfungsi seperti yang diiklankan.

Saab adalah produsen senjata api yang telah terbukti berpengalaman dalam membuat senjata yang mudah digunakan dan bekerja di lingkungan yang keras.

Rudal M31 jarak pendek diluncurkan dari platform yang sama dan dikirim ke AFU pada awal musim panas 2022 menghancurkan kemampuan Rusia untuk mengoperasikan markas besar dan gudang amunisi di dekat garis depan, tetapi sekali lagi dipandu GPS, tidak ada yang dapat dihindari.

Rudal hanya melengkung dari landasan peluncuran menuju target dan kemudian meledak.

Itu membawa hulu ledak 91kg yang kuat.

Seberapa efektif rudal GLSDB?

Menurut laporan sumber terbuka, keunggulan utama rudal GLSDB adalah biayanya yang rendah dibandingkan dengan harga satu rudal M31, selain jangkauannya yang hampir dua kali lipat (80 km berbanding 150 km).

Lebih penting lagi, dalam pertempuran artileri Perang Rusia-Ukraina, unit konvensional Angkatan Darat AS tidak lagi memerangi pemberontak.

AS mungkin memiliki puluhan ribu roket tak berpemandu 227mm di gudang senjatanya yang dikirim ke SAAB untuk digunakan kembali sebagai pembawa bom glider.

Meskipun GLSDB tidak diketahui digunakan dalam pertempuran, kemungkinan akan beroperasi di Ukraina seperti yang dirancang.

Menurut Saab, pesawat layang dapat diprogram untuk mendekati target dari segala arah dan dari berbagai sudut, membuatnya lebih sulit untuk dicegat dan memberikan bom terpandu pendekatan yang lebih baik untuk melibatkan target yang tersembunyi di perbukitan atau di lembah sempit.

Jadi, apakah GLSDB adalah pengubah permainan?

Ini tidak mungkin

Satu masalah adalah angka.

Meskipun secara teoritis hampir tidak ada batasan jumlah mesin roket 227mm yang dapat dibawa Amerika ke meja, pertanyaan terbuka terbesar adalah ukuran inventaris pesawat layang Saab dan kemampuan fisik perusahaan untuk memproduksi lebih banyak.

Dalam sebuah wawancara dengan Kyiv Post pada pertengahan Januari, seorang awak M270 mengatakan bahwa dengan amunisi dan target yang cukup, mereka dapat menembakkan lusinan rudal setiap 24 jam tanpa berkeringat.

Menurut grup data persenjataan Oryx, AFU kemungkinan akan mengoperasikan sekitar 15 M270 dan 30 sistem HIMARS.

Kelemahan kedua, yang kurang serius tetapi masih signifikan dari rudal GLSDB adalah bahwa ia membawa kaliber yang sama dengan M31 jarak pendek, tetapi dengan hulu ledak yang lebih kecil dan muatan ketiga yang lebih sedikit ledakan tergantung pada jenisnya.

Untuk peledakan di gudang amunisi Rusia, GLSDB masih menyediakan peledakan yang cukup.

Namun, M31 jarak pendek setidaknya dua kali lebih efektif, cukup untuk meledakkan jembatan beton bertulang atau menyebarkan munisi tandan anti-personil di area yang luas.

Cacat teoretis terakhir adalah fakta bahwa GLSDB terbang menuju sasarannya dengan glider daripada rudal balistik.

Unit pertahanan udara Rusia dapat dengan mudah menembak jatuh GLSDB.

Tapi itu pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siapa pun, karena senjata ini belum diuji coba.

“GLSDB adalah solusi terbaik bagi pelanggan yang mencari solusi jangka panjang, kesetiaan tinggi, dan biaya rendah,” tulis Saab.

(/Andari Wulan Nugrahani)