Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Mengatakan Tidak Banyak Negara Seperti Indonesia Dalam Hal Keberagaman.

, KANDARI – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar masyarakat Indonesia dalam keberagaman.

Menurutnya, sedikit negara yang memiliki keragaman sebanyak Indonesia, namun mampu bertahan dalam waktu yang lama.

Diselenggarakan di Hotel Claro Kendari untuk Ketahanan Ekonomi, Sosial dan Budaya (Ekosbud) bertajuk “Sinergi Untuk Memajukan Keserasian Sosial Masyarakat Lokal Dalam Menyelenggarakan Pemilu Yang Aman, Damai, dan Harmonis” Disampaikan oleh Mendagri pada Rapat Koordinasi Nasional (RAKURNAS). , Sulawesi Tenggara, Selasa (11 April 2023).

Kegiatan ini dilakukan oleh Departemen Politik dan Pemerintahan (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) (Ditjen).

“Tidak banyak negara-bangsa yang memiliki keragaman sebanyak Indonesia, dan sedikit negara yang menjaga kesatuan dalam keragaman sebagai satu kesatuan,” jelas Mendagri.

Ia menegaskan bahwa keberagaman adalah milik bangsa Indonesia.

Namun di luar itu, keragaman juga merupakan potensi perjuangan.

Semakin besar keragaman, semakin besar potensi konflik.

Oleh karena itu, perlu untuk mengelola kemungkinan terjadinya konflik agar tidak meledak.

“Kami melihat bagaimana hal-hal terungkap di negara ini,” katanya.

Menteri Dalam Negeri menjelaskan bahwa salah satu cara untuk memantapkan kelompok adalah dengan mengangkat semua kesamaan yang dimiliki kelompok tersebut.

“Seperti sebelum kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, kalau kita bergotong royong sampai menjadi warga negara Indonesia, kita akan menjadi satu, lalu kita bicara tentang landasan dasar kebangsaan Pancasila yang dibangun oleh para founding fathers yang mempersatukan kita,” jelasnya. .

Menteri Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri itu menegaskan, upaya mencegah perpecahan lebih baik daripada mengatasi perpecahan yang muncul.

Karena pengobatannya sangat mahal.

Biaya ini tidak hanya mencakup biaya moneter tetapi juga biaya sosial.

“Dari 45 hingga 2023, itu bisa menjadi negara dalam 77 atau 78 tahun. Tidak banyak negara yang bertahan sejauh ini dalam keragaman yang luar biasa. Kita harus merawat dan melindungi mereka dan terus menantikannya, bukan saat itu. .kita diabaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *